SELAMAT DATANG DI RUBRIK PROFIL

 

1. CHRISTIAN VIERI

 

VIERI FACTS :

Nama			   :  Christian  Vieri	
Panggilan		    :  Bobo
Julukan		    :  The Monster,  The Giant  Ice,  The Mute
Lahir			    :  Bologna,  12 Juli 1973
Tinggi / Berat Badan  :  185 cm / 82 kg
Orang Tua		   :  Roberto "Bob" Vieri  ( Italia ) dan  Nathalie 
		                   Vieri ( Perancis )
Adik			    :  Massimiliano Vieri  dan  Veronica Vieri
Atlet  Idola	 	    :  Dennis Rodman
Aktor  Idola	 	    :  Sylvester Stallone  ( Vieri fans berat film Rocky )
Aktris Idola	            :  Julia Roberts
Makanan Favorit        :  Coklat Nutella
Tattoo 	             :  Dolphin,  Sun, dan Moon

 

Cerita Singkat : Christian Vieri lahir di Bologna, 12 Juli 1973. Ayahnya bernama Roberto Vieri, biasa dipanggil Bob, adalah mantan gelandang Napoli. Waktu mau pensiun, Bob teken kontrak dengan Marconi ( klap sepakbola para imigran Italia di kota Sydney, Auatralia ). Belakangan Bob malah jadi pelatih Marconi. Sebagai anak, Bobo ( nama julukannya ) menghabiskan masa kecilnya di Australia. Di sinilah dia diberi julukan Christian "The Monster" oleh tetangga. Pasalnya, Vieri acap mengganggu mereka.

"Dia nggak bisa diam," kenang ayahnya, "pakaiannya selalu kotor dan sobek. Pakai pakaian baru, besoknya sobek lagi." Bobo kecil memang nakal dan bengal. Bakat bawaan yang dibawanya hingga dewasa. Tapi kali ini dalam bentuk yang lain, doyan merobek jala (gawang ) lawan. Sejauh ini, nggak ada bek yang mampu menahannya.

Di Australia, sepakbola memang bukan olahraga nomor satu. Tapi Bobo selalu memainkan si kulit bundar tiap ada kesempatan. Saat itu, teknik mengolah bolanya pun biasa-biasa saja. Karena tekniknya yang biasa - biasa saja itulah, AC Milan pernah menolaknya. Waktu itu, tim Rossonero masih ditangani pelatih bertangan dingin Fabio Capello. "dia nggak cocok dengan Weah," kata Capello. Bagi capello, sosok Bobo terlalu besar buat mengimbangi kecerdikan Weah, padahal, itulah salah satu kunci ,yang membuat Bobo ditakuti bek-bek lawan.

Sekarang, tiap gol Bobo bernilai seribu kali lebih mahal daripada taruhan kakeknya [ Dulu, ketika Vieri baru berusia 15 tahun, dengan setengah hati ia bergabung dengan klap Prato di kota Toscana, Italia. Waktu pertama kali main, kakeknya (Enzo Vieri) berujar, "tiap gol yang kamu buat akan saya beri 5 ribu Lire (sekitar tiga dollar)." Kakeknya yang mantan kiper Toscana, sebenarnya cuma ingin memacu semangat Vieri. Sukses !. Bobo mencetak tiga gol, dan empat gol di pertandingan berikutnya. Di partai ketiga, sang kakek terpaksa menurunkan taruhannya jadi 1 Lire ] . Kini, kakeknya memang nggak perlu mengiming- imingi Vieri dengan Lire lagi, tapi nggak berarti menghilangkan "ancaman" buat merangsang prestasi cucu kesayangannya itu.

"Kalau dia nggak mencetak sedikitnya enam atau tujuh gol di Piala Dunia, saya akan mencabut kepalanya," kata Enzo kepada harian olahraga Italia, Gazetta Dela Sport. Bobo memang "cuma " mencetak lima gol, karena Italia keburu tersisih. Toh itu sudah membuat kakeknya mengurungkan ancamannya. Sejak kecil, Bobo memang dekat dan takut kepada kakeknya. Puncak ketakutannya kalau nggak bikin gol. Untungnya, Bobo lebih sering mencetak gol daripada yang diharapkan sang kakek. Ini mambuatnya bebas dari rasa takut. Itulah sekelumit cerita tentang Vieri "The Monster".

	

2. LUDWIG VAN BEETHOVEN,

     MUSIKUS YANG TULI

Ludwig Van Beethoven dilahirkan di Bonn, Jerman, pada tahun 1770. Sejak kecil sudah nampak bakat musiknya. Dalam usianya yang ke-13 ( tahun 1783 ), ciptaan musiknya yang pertama muncul, dan orang mengaguminya. Dia dipandang sebagai anak ajaib yang jarang ada. Meskipun banyak sanjungan diterimanya, namun tidak membuatnya sombong, bahkan semakin tekun.

Ditahun itu juga, dalam perjalanan kelilingnya , dia berkunjung ke Wina, yang dipandang sebagai kota musik ternama saat itu. Dia berkenalan dengan Mozart ( seorang komponis ternama ). Hal ini membesarkan keinginannya untuk lebih memperdalam tentang musik dengan segala seluk - beluknya. Dalam usianya yang ke- 22 ( tahun 1792 ), Beethoven kembali ke Wina, dan keinginannya untuk memperdalam tentang musik diwujudkannya dengan belajar pada seorang guru yang sangat terkenal saat itu, Haydn. Sejak saat itu, dia memilih menetap di Wina sebagai seorang guru musik, pencipta, dan pemain piano yang sangat mempesona masyarakat Wina kala itu.

Buku - buku musiknya mulai mengalir deras, dan kesemuanya laku keras di pasaran. Tak sedikitpun dia mengalami kesulitan dengan hasil karyanya. Dia adalah gambaran seorang musikus yang menikmati karya musiknya. Namun suatu musibah tak dapat dielakkan. Tanda - tanda ketulian (tuna rungu ) pada kedua telinganya mulai nampak. Sedikit demi sedikit penyakit itu mulai menggerogoti kehidupannya. Hal ini sangat mengganggu pekerjaannya sebagai seorang komponis yang sedang tenar. Pernah muncul keinginan untuk bunuh diri akibat penyakitnya yang belum dapat disembuhkan ini.

Pada tahun 1802 sampai tahun 1805, penyakit tulinya semakin menghebat dan mengendorkan segala kegiatannya. Harapanya, penyakit tulinya berkurang dan ia dapat menikmati lagi musik yang merupakan bagian dari hidupnya. Tapi harapan itu tak pernah terwujud. Biarpun dia beristirahat penuh selama bertahun - tahun, namun tidak mengalami kesulitan dalam hal keuangan. Buku - buku musik yang ditulisnya tetap merupakan sumber penghasilan selama beristirahat.

Saat itu dia berusaha menyembunyikan diri dari pergaulan. Dia benar - benar sangat terpukul dengan ketuliannya yang tak dapat disembuhkan itu. Anggapan para penggemar musik bahwa Beethoven adalah seorang komponis yang sombong dan anti penggemar , sama sekali tidak diacuhkannya. Mereka tidak tahu kalau komponis muda berbakat ini sedang bergelut dengan kepekaanya yang terus menghebat. Dikisahkannya bahwa selama itu dia menghindar dari berjumpa dengan manusia, akibat perasaannya yang sangat tersiksa dengan keadaan dirinya. Pada usianya yang ke-40 ( tahun 1810 ) dia tuli total ( tuna rungu ).

Setelah disadarinya bahwa penyakit telinganya tak dapat disembuhkan, mulailah dia aktif lagi menggubah musik. Banyak karyanya muncul dan menjadi kekaguman masyarakat. Meskipun demikian dia tetap manjauhkan diri dari pergaulan. Musik - musik instrumen yang dihasilkannya, dipandang sebagi suatu hasil karya nomor satu yang mampu mengalahkan jenis - musik lainnya dikala itu.

Pada tahun 1827, dalam usianya yang ke- 57, Beethoven meninggal dinia. Karya - karya terbesarnya yang sampai sekarang masih dikagumi pecinta musik klasik diantaranya; 9 simponi, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serta masih banyak lagi.

Demikianlah sekelumit tentang musikus handal yang sampai sekarang karya - karyanya masih dikagumi, khususnya bagi pecinta musik klasik.

 

3. WEB MASTER

Web master sengaja tidak menampilkan profilnya, namun bagi siapa yang ingin tahu lebih jauh tentang dirinya, silakan kontak ke:

a ilmaisw@yahoo.com , atau ke

a ilmaisw@bolehmail.com .

BACK NEXT

                                                                                                                                                                                  

                                                                     

27 Juli 2003 02:47:45